Khutbah Jumat: Bersyukur dalam Suka Maupun Duka
![]() |
| Khutbah Jumat: Bersyukur dalam Suka Maupun Duka |
Khutbah Jumat: Bersyukur dalam Suka Maupun Duka
Oleh: M. Shodiq Ma'mun S.Sos(Penyuluh Agama Islam KUA Ajibarang)
KHUTBAH I
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَسْبَغَ عَلَيْنَا نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً، وَوَعَدَ الشَّاكِرِيْنَ بِالزِّيَادَةِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَى وَخَابَ مَنْ طَغَى. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah,
Pertama dan yang paling utama, marilah kita senantiasa memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT. Hingga detik ini, jantung kita masih berdetak, napas kita masih berhembus, dan yang paling mahal, iman Islam masih tertanam di dada kita.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, manusia yang paling pandai bersyukur, hingga kakinya bengkak karena lamanya berdiri dalam shalat malam sebagai bentuk rasa syukurnya kepada Allah.
Hadirin yang dimuliakan Allah,
Seringkali kita merasa hidup ini sempit, rezeki terasa seret, dan hati merasa gelisah. Tahukah kita apa penyebab utamanya? Seringkali bukan karena kurangnya harta, melainkan karena kurangnya rasa syukur. Kita terlalu sibuk menghitung apa yang belum kita punya, sampai lupa menikmati apa yang sudah ada di genggaman.
Padahal, Allah SWT telah membocorkan satu rahasia besar dalam Al-Quran Surat Ibrahim ayat 7 tadi:
"La'in syakartum la'aziidannakum" (Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu).
Rumusnya sederhana: Syukur = Ditambah.
Namun, banyak yang salah paham. Kita mengira "tambahan" itu hanya berupa uang atau jabatan. Padahal, tambahan dari Allah itu bisa berupa:Kesehatan yang prima, sehingga kita jarang keluar uang untuk berobat.
Anak-anak yang sholeh, yang menjadi penyejuk mata.
Ketenangan jiwa (Sakinah), sehingga kita bisa tidur nyenyak meski harta pas-pasan.
Inilah rezeki yang sesungguhnya. Orang yang bersyukur, jiwanya akan tenang. Ia tidak akan iri melihat tetangga beli mobil baru, ia tidak akan dengki melihat teman naik jabatan. Kenapa? Karena ia sibuk menikmati nikmat Allah pada dirinya sendiri.
Jamaah sekalian,
Bagaimana cara agar kita mudah bersyukur dan jiwa menjadi tenang? Rasulullah SAW memberikan tips yang sangat ampuh dalam hadits riwayat Muslim:
"Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia), dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu. Hal itu lebih layak untuk membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah kepadamu."
Jika kita punya motor butut, lihatlah mereka yang mengayuh sepeda. Jika kita punya sepeda, lihatlah mereka yang berjalan kaki. Jika kita berjalan kaki, lihatlah mereka yang tidak memiliki kaki.
Dengan cara pandang seperti ini, mustahil lisan kita akan mengeluh. Yang keluar hanyalah ucapan "Alhamdulillah ala kulli hal" (Segala puji bagi Allah dalam setiap keadaan).
Hadirin rahimakumullah,
Mari kita introspeksi. Jangan sampai kita menjadi hamba yang kufur nikmat. Kufur nikmat hanya akan mengundang adzab Allah dan membuat hidup kita tidak berkah. Mulai hari ini, mari kita ubah keluhan menjadi pujian kepada Allah.
Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang pandai bersyukur, sehingga rezeki kita ditambah dan hati kita ditenangkan.
Ketenangan jiwa (Sakinah), sehingga kita bisa tidur nyenyak meski harta pas-pasan.
Inilah rezeki yang sesungguhnya. Orang yang bersyukur, jiwanya akan tenang. Ia tidak akan iri melihat tetangga beli mobil baru, ia tidak akan dengki melihat teman naik jabatan. Kenapa? Karena ia sibuk menikmati nikmat Allah pada dirinya sendiri.
Jamaah sekalian,
Bagaimana cara agar kita mudah bersyukur dan jiwa menjadi tenang? Rasulullah SAW memberikan tips yang sangat ampuh dalam hadits riwayat Muslim:
"Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia), dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu. Hal itu lebih layak untuk membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah kepadamu."
Jika kita punya motor butut, lihatlah mereka yang mengayuh sepeda. Jika kita punya sepeda, lihatlah mereka yang berjalan kaki. Jika kita berjalan kaki, lihatlah mereka yang tidak memiliki kaki.
Dengan cara pandang seperti ini, mustahil lisan kita akan mengeluh. Yang keluar hanyalah ucapan "Alhamdulillah ala kulli hal" (Segala puji bagi Allah dalam setiap keadaan).
Hadirin rahimakumullah,
Mari kita introspeksi. Jangan sampai kita menjadi hamba yang kufur nikmat. Kufur nikmat hanya akan mengundang adzab Allah dan membuat hidup kita tidak berkah. Mulai hari ini, mari kita ubah keluhan menjadi pujian kepada Allah.
Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang pandai bersyukur, sehingga rezeki kita ditambah dan hati kita ditenangkan.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH II
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، إِلَهٌ لَمْ يَزَلْ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيْلًا. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ، فَقَالَ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ الشَّاكِرِيْنَ لِنِعَمِكَ، وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ الْغَافِلِيْنَ عَنْ ذِكْرِكَ. اَللَّهُمَّ وَسِّعْ أَرْزَاقَنَا، وَبَارِكْ لَنَا فِيْمَا أَعْطَيْتَنَا، وَقَنِّعْنَا بِمَا رَزَقْتَنَا.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

Post a Comment for "Khutbah Jumat: Bersyukur dalam Suka Maupun Duka"